ANDA BERADA DI DALAM KAWASAN SEKOLAH....JAGA SIKAP ANDA DAN TIDAK MEROKOK SELAMA DALAM KAWASAN INI... DAN JANGAN LUPA MEMBUANG KOMENTAR PADA TEMPATNYA... TERIMA KASIH :)
SELAMAT DATANG DI SEKOLAH...MOHON TIDAK MEROKOK DAN JAGA SIKAP ANDA...

Rabu, 09 Juni 2010

Pengajaran Kecerdasan Emosional di SD

Kecerdasan emosional bagi anak, khususnya pada usia sekolah dasar haruslah dengan menyentuh sisi emosional anak lebih efektif. Hal ini diperlukan untuk membantu anak dalam mengelola emosinya dengan baik sehingga emosional yang ada pada anak dapat dikembangkan secara optimal.

Beberapa pengajaran kecerdasan emosional yang dapat diterapkan di sekolah dasar antara lain:

1.Mengajar dengan memberi teladan.
Istilah "Guru kencing berdiri, siswa kencing berlari" cukup mengajarkan kepada kita bahwa teladan merupakan hal penting dalam pembelajaran. Anak didik dapat belajar dari apa yang mereka saksikan secara langsung, karena itu kita harus dengan tenang membahas sebuah masalah, menguraikan segala sesuatunya, dan menimbang sebuah pemecahan yang kemungkinan mereka dengan sendirinya mulai menghargai dan meniru perilaku tersebut. Seorang tenaga pendidik sebaiknya menjalankan kewajibannya dengan baik dan dapat menjadi teladan, seperti bahwa di sekolah itu mereka harus tahu tentang apa kewajiban dan hak mereka. Mencontohkan proses pemecahan masalah dalam belajar maupun hal lain pada anak didik akan membantu kecerdasan emosional mereka. Yang perlu kita ingat adalah ”Pemecahan masalah adalah proses yang jawabannya tidak selalu benar atau salah”(Shapiro)
Dengan demikian mengajar dengan memberi teladan kepada anak didik untuk mampu menerapkan proses yang sama pada setiap masalah dan konflik yang mereka hadapi.

2. Mengajar dengan mengubah kelakuan dan pola pikir anak
Metode ini merupakan terobosan yang memodifikasi perilaku kognitif. Dalam metode ini perhatian pada pengubahan mata rantai antara pikiran dan perbuatan. Pengajaran ini bukan hanya penting bagi anak didik ketika mereka menghadapi masalah atau konflik, akan tetapi ini merupakan dasar pembentukan kecerdasan emosional anak
Langkah yang dapat kita lakukan sebagai tenaga pendidik adalah mengusahakan anak didik memisahkan diri dari masalah yang dihadapinya, sehingga anak harus dapat memandang masalah itu di luar dirinya. Kita dapat mengembangkan sebuah pendekatan kognitif yang menggunakan berbagai macam kegiatan menulis untuk membantu menjauhkan jarak antara anak dan masalah mereka.
Suatu pengajaran harus mengusahakan anak didik membayangkan masalah mereka dengan cara baru sampai mereka mulai meyakini pikiran-pikiran baru tersebut. Selanjutnya keyakinan baru ini memungkinkan munculnya perasaan dan perilaku yang berbeda.Sehingga masalah apapun yang harus dihadapi anak didik termasuk rasa takut dan cemas juga masalahbelajar dapat dikuasai oleh mereka.

3. Mengajarkan keterampilan berpikir realistis dan optimisme.
Berpikir realistis adalah lawan membohongi diri sendiri, kita dapat mengajarkan dengan membacakan buku ataupun karangan sendiri tentang kisah-kisah keteladanan. Sehingga akhirnya anak akan belajar berpikir secara realistis mengenai masalah-masalah atau kepentingan mereka jika berbuat serupa.
Banyak orang yang tidak menyadari besarnya pengaruh cerita terhadap perilaku anak. Kisah-kisah dari kitab suci, legenda-legenda, dan dongeng juga ikut mencetak nilai-nilai dan membentuk sikap anak terhadap diri sendiri dan orang lain.
Cerita menjadi cara efektif untuk mengajarkan keterampilan berfikir realistis dan optimis. Hal tersebut secara tidak langsung mampu mempengaruhi cara berpikir dan perilaku anak didik. Hal ini dikarenakan mereka senang mendengarkan atau dibacakan cerita berulang –ulang yang dipadukan dengan imajinasi anak.
Anak didik dapat diajarkan bersikap lebih optimis sebagai salah satu cara bertahan terhadap depresi dan ancaman gangguan mental secara fisik lain. Optimisme bersumber dari cara berfikir realistis serta dari kesenpatan-kesempatan untuk menghadapi tantangan, kemudian menguasai cara-cara menghadapi masalah tersebut.

4. Mengajarkan keterampilan bercakap-cakap.
Bercakap-cakap merupakan keterampilan komunikasi sosial yang lebih dari sekedar berbicara. Keterampilan bercakap-cakap dapat dilakukan pada setiap pertemuan dengan anak didik karena keterampilan itu membantu anak didik masuk ke dalam pergaulan baik perseorang ataupun kelompok.
Banyak anak yang mempunyai masalah pergaulan karena lemah dalam mengungkapkan kebutuhannya kepada orang lain dan sulit memahami kebutuhan dan keinginan orang lain.
Keterampilan bercakap-cakap meliputi berbagai informasi pribadi, mengajukan pertanyaan kepada orang lain, mengekspresikan minat, dan mengekspresikan penerimaan. Semua hal tersebut dapat diterapkan tenaga pendidik dalam setiap pengajaran.

5. Mengajarkan menjalin persahabatan
Mempunyai ”teman yang paling akrab” adalah fase pertumbuhan penting yang dapat mempengaruhi cara anak didik menjalin hubungan dengan orang lain. Meskipun tidak dapat memaksa anak didik bergaul dengan anak-anak lain, kita sebagai tenaga pendidik dapat mencontohkan bagaimana teman-teman dapat memainkan peran penting dalam kehidupan kita sehari-hari.
Keterampilan ini dapat diterapkan dalam pengajaran dengan metode kelompok. Karena di dalam kelompok tersebut anak didik mulai menikmati kebersamaan dengan yang lainnya dan secara serius dengan menunjukkan minat dalam hubungan mereka bercerita pengalaman-pengalaman untuk menekankan nilai-nilai persahabatan.

6. Mengajar dengan pelatihan membuat solusi

Penelitian terkini menunjukkan bahwa kita terlalu rendah menilai kemampuan anak-anak dalam memecahkan masalah, serta menemukan bahwa kemampuan itu dapat berkembang dengan campur tangan kita. Tidak banyak orang dewasa yang menyadari betapa dininya anak-anak dapat diajari cara memecahkan masalah-masalah mereka sendiri
Tiap usia memerlukan penekanan yang berbeda dalam mengajarkan pemecahan masalah kepada anak. Ketika anak pertama kali bersekolah, mereka dapat mulai belajar cara membuat bermacam-macam solusi untuk suatu masalah atau soal. Kemudian ketika berusia delapan atau sembilan tahun, mereka mempunyai kemampuan menimbang kelebihan dan kekurangan pada setiap alternatif dan memilih solusi yang paling baik.
Cara efektif yang dapat kita lakukan untuk melatih anak dalam membuat solusi terhadap suatu masalah adalah membantu anak didik mengembnagkan kemampuannya untuk menimbang kelebihan dan kekurangan pada setiap alternatif dan memilih solusi yang paling baik.

0 komentar:

Posting Komentar

Get Paid for Browsing the Internet with LogiPTC