ANDA BERADA DI DALAM KAWASAN SEKOLAH....JAGA SIKAP ANDA DAN TIDAK MEROKOK SELAMA DALAM KAWASAN INI... DAN JANGAN LUPA MEMBUANG KOMENTAR PADA TEMPATNYA... TERIMA KASIH :)
SELAMAT DATANG DI SEKOLAH...MOHON TIDAK MEROKOK DAN JAGA SIKAP ANDA...

Rabu, 02 Juni 2010

Kecerdasan emosional, apakah itu?

Multiple intelligence atau kecerdasan majemuk bukanlah lagi istilah asing di dunia pendidikan. Penghargaan terhadap kecerdasan lain, selain IQ, menyebabkan timbulnya istilah-istilah kecerdasan lain yang salah satunya adalah kecerdasan emosional. Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psycholog Salovey dari Harvard University dan Mayer dari University Of New Hampshier. Mereka mendefenisikan kecerdasan emosional sebagai berikut:
Himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan

Sekarang ini, kita pada akhirnya mengakui bahwa kecerdasan intelektual tidak cukup untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan. Dominasi otak kiri telah bergeser dan kedudukannya digantikan oleh otak kanan yang berpengaruh langsung pada kecerdasan emosional. Kini arah pendidikan tidak lagi mementingkan kecerdasan otak kiri Intelektual Queontion yang lazim disebut headstart. Kini yang lebih dipentingkan adalah kecerdasan emosional yang lebih banyak menggunakan otak kanan atau heartstart.
Pada metode headstart anak ditekankan ”harus bisa” sehingga ada kecenderungan anak dipaksa belajar, hal ini membuat anak stress, karena ketidaksesuaian dengan dunia bereksplorasi yang sedang dialaminya. Sebaliknya, pola hearstart menekankan pentingnya anak belajar dengan cara menyenangkan (joyful learning) dan terlibat aktif sebagai subjek bukan menjadi objek (active learning).
Banyak ilmuwan percaya bahwa emosi manusiawi kita terutama berkembang melalui mekanisme kelangsungan hidup, seperti rasa takut telah melindungi kita dari bahaya dan membuat kita berfikir tentang cara menghindari bahaya. Rasa takut terkadang menjadi penolong kita dalam mengatasi hambatan-hambatan untuk mendapatkan yang kita butuhkan

Kematangan emosional sangat menentukan keberhasilan dan prestasi seseorang sehingga kecerdasan emosional mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam keberhasilan hidup

Kecerdasan emosional memiliki lima unsur yaitu :
1.Kesadaran diri (self awarness): mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.
2.Pengaturan diri (self regulation): mengenai emosi kita sedemikian rupa sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunada kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran serta mampu segera pulih kembali dari tekanan emosi.
3.Motivasi (motivation): menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif serta untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.
4.Empati (Empathy): merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami perspektif meraka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan orang lain. Empati merupakan kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang lain.
5.Keterampilan sosial (social skill): menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial. Dalam berinteraksi dengan orang lain keterampilan ini dapat dipergunakan untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah, dan menyelesaikan perselisihan, serta untuk bekerja sama dan bekerja dalam tim atau kelompok.


Faktor-faktor yang mempengaruhi atau menunjang kecerdasan emosional, yang menjadi modal utama dalam kesuksesan seorang adalah :
1.Jujur dan dapat diandalkan.
2.Bisa dipercaya dan tepat waktu.
3.Bisa menyesuaikan diri dengan orang lain.
4.Bisa bekerja sama dengan orang lain.
5.Bisa menerima dan menjalankankewajiban.
6.Mempunyai motivasi kuat untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas.
7.Berpikir bahwa dirinya berharga.
8.Bisa berkomunikasi dan mendengarkan secara efektif.
9.Bisa bekerja mendiri dengan kontrol terbatas.
10.Dapat menyelesaikan masalah.

Kecerdasan emosional itu penting karena begitu banyak kita jumpai anak-anak yang begitu cerdas di sekolah, begitu cemerlang prestasi akademiknya, namun bila tidak dapat mengolah emosinya, seperti mudah marah, putus asa, atau angkuh dan sombong maka prestasi tersebut tidak banyak bermanfaat bagi dirinya.

Sebagaimana Ariestoteles pernah berkata ”semua orang bisa menjadi marah, tetapi kepada orang yang tepat, pada tempat dan waktu yang tepat, untuk tujuan dan dengan cara yang benar adalah tidak mudah.”

0 komentar:

Posting Komentar

Get Paid for Browsing the Internet with LogiPTC